

Nuansa baru bersepeda, ganti freewheel dengan fixed gear (fixie/dooltrap) ternyata mempunyai sensasi yang berbeda. Mengendarai sepeda fixie ternyata lebih menyatu antara sepeda dengan anggota badan. Dengan memakai fixed gear kita lebih mengetahui kemampuan diri kita sendiri. Beda kalau kita memakai sepeda multi speed dimana kita memaksa diri terus memutar pedal dengan menggunakan berbagai macam variasi gigi yang tersedia. Berbeda kalau kita menggunakan sepeda fixed gear untuk memperlambat atau mempercepat sepeda kita yang mengontrol kendali. Kalau mau cepat silahkan putar pedal secepat mungkin begitu pula untuk berjalan lambat kurangi kecepatan putar pedal. Tapi untuk menghentikan sepeda secara cepat memang harus memakai rem, minimal rem depan. Kalau saya masih menggunakan rem depan dan belakang. Karena sebagai pertimbangan sepeda yang saya gunakan untuk keperluan komuter bukan sepeda aksi atau atraksi yang tidak memerlukan rem. Karena di jalanan penuh dengan kendaraan umum, angkot, bus dan sepeda motor kalau tidak memakai rem bisa gawat.
Awalnya iseng-iseng bongkar multi speed ganti fixed gear, eh... ternyata lebih enak dari yang dibayangkan. Pertama yang terbayang dari sepeda fixed adalah berat untuk memutar roda terlebih untuk menaiki tanjakan. Maklum rumah saya di kawasan berbukit (namanya Bukit Besar!), setelah mencoba menaiki tanjakan yang paling tinggi ternyata tanpa turun untuk mendorong sepeda malahan untuk kecepatan masih lebih cepat dibandingkan memakai multi speed. Fixed gear yang saya gunakan menggunakan ratio 48:18, gear depan (48 mata gigi) dan belakang (18 mata gigi). Ternyata setelah mencoba tanjakan daya dorong sepeda fixed berbeda dengan menggunakan freewheel/multi speed, memakai fixie daya dorong sepeda lebih cepat daripada sepeda freewheel/multi speed, karena kalau kita menggunakan freewheel daya dorong hilang sesaat pada saat ada perbedaaan antara putaran pedal dengan putaran roda belakang. Beda dengan fixie daya dorong nggak hilang saat roda belakang berputar karena nggak ada efek loss dari gear belakang. Sama halnya dengan mobil yang memakai gigi gendeng (roda gila). Jadi dengan memakai fxed gear ada efek roda gila saat kita memutar pedal sehingga gayungan kita lebih ringan karena dibantu oleh putaran roda belakang yang berputar terus membantu putaran pedal. Pantesan naik tanjakan lebih ringan.
Kendala mengendarai sepeda fixie adalah pada saat turun tanjakan. Kebiasaan kita kalau memakai freewheel kita akan meluncurkan sepeda tanpa memutar pedal. Sedangkan sepeda fixie pedal harus kita putar terus sambil menahan putaran roda belakang. Akibatnya disekitar dengkul bagian samping agak terasa pegal. Tapi setelah saya perhatikan disinilah perlunya rem untuk menahan laju putaran ban belakang sepeda, jadi kerja dengkul tidak terlalu berat. Kalau untuk jalan yang datar memakai sepeda fixed gear tidak banyak kendala malahan speed bisa bertambah dibandingkan kita memakai multi speed dengan ratio yang sama. Top speed untuk jalan datar bisa mencapai +/- 30 KM/jam. Waktu tempuh dengan rute yang sama ternyata lebih cepat menggunakan sepeda fixie. Bersepeda fixie tidak beda halnya kita berjalan kaki tidak ada istilah untuk meluncur pada saat turun tanjakan (murni bergerak terus untuk fixie).
Membangun sepeda fixed gear relatif lebih gampang dan murah dibandingkan multispeed, nggak perlu sprocket multi, nggak pakai shifter, nggak pakai RD, FD, dan kabel-kabel yang rumit. Pasang saja fixed gear belakang dengan gear becak terus pasang rantai langsung gowes.
Beda kalau fixed gear untuk aksi harganya nggak murah lagi (itu lain cerita).Nggak nyesel ganti fixed gear, ayo buktikan sendiri.